Free Heart Bow Arrow Cursors at www.totallyfreecursors.com

Rabu, 27 Juni 2012

JYJ – Get Out (Good Bye) with Inggirs+Indonesia Translation


JYJ – Get Out (Good Bye)  with Inggirs+Indonesia Translation




[Romanization] :::
  
(oh. oh geurae)
(geurae. nado saranghae)
saranghae hamyeonseo neon geuwi ibeul matchugo
imi neoui simjangeun geuwi soneul neukkigo
ibmatchugo, sokigo isseo (that’s right)

jeonhwareul keunhodo neoui moseubi boigo
nega ‘anya anya’ haedo gyeolguken neo ingeol
naega saranghan neoya
  
Oh baby. tell me Why you act so strange
But tonight, I don’t need a damn explain
hajiman iminan modu algo iseosseo nan
neowa hamkke itneun go nyeoseokdo
philyo obseo jebal jom sarajyeo
dwaesseo nameun haengbok gatgo kkeojyeoboryeo


modu da bye bye~ sarangdo
modu da bye bye~ ujeongdo
Feels like I’m ready (hey~!)
No love I’m done with (ho~)
keutnabeorin sarangirago haedo malhal pilyo obtjanha

modu da bye bye chueokdo
modu da bye bye seulpeumdo
Feels like I’m ready (hey~!)
No love I’m done with (ho~)
keutnabeorin sairago malhae (keutnageoya baby)

hapil naui geunyeoege neon ibeul matchugo
chinguwi yeojain geol almyeonseo dagawatgo
kamchugo sokigo isseo
uyeonhi majuchin ne siseon phihaji anhgo
nega ‘anya anya’ haedo gyeoguken no ingeol
neol mideosotdeon naya


Oh baby. tell me Why you act so strange
But tonight, I don’t need a damn explain
hajiman iminan modu algo iseosseo nan
neowa hamkke itneun go nyeoseokdo
philyo obseo jebal jom sarajyeo
dwaesseo nameun haengbok gatgo kkeojyeoboryeo 

modu da bye bye~ sarangdo
modu da bye bye~ ujeongdo
Feels like I’m ready (hey~!)
No love I’m done with (ho~)
keutnabeorin sarangirago haedo malhal pilyo


modu da bye bye chueokdo
modu da bye bye seulpeumdo
Feels like I’m ready (hey~!)
No love I’m done with (ho~)
keutnabeorin sairago malhae (keutnageoya)


[English Translation] :::


Yes, I love you too

You say you love me but you kiss him
Your heart is already feeling his touch (you hide and deceive)
Even when you hang up, I see you
You deny and deny but it ends up being you
(I used to love you)
  
Oh baby tell me why you act so strange
but tonight I don’t need a damn explain
But I already knew everything
I don’t even need that guy who’s with you either
Please go away- it’s fine
Take the remaining happiness and piss off

Bye bye to everything
Bye bye to love and everything else even friendship
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love,
There’s no need for other words
Bye bye to everything,
Bye bye to memories, bye bye to sadness
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love, it’s over baby
  
You kissed my girl
You approached her even when you knew she was your friend’s girl (you hide and deceive)
You don’t even avoid our coincidentally met eyes
You deny and deny but it ends up being you
(I used to trust you)


Oh baby tell me why you act so strange
but tonight I don’t need a damn explain
But I already knew everything
I don’t even need that guy who’s with you either
Please go away- it’s fine
Take the remaining happiness and piss off
  
Bye bye to everything
Bye bye to love and everything else even friendship
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love,
There’s no need for other words
Bye bye to everything,
Bye bye to memories, bye bye to sadness
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love, it’s over baby


Bye to everything
Bye to everything

Bye bye to everything,
Bye bye to memories, bye bye to sadness
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love, it’s over 

Bye bye to everything
Bye bye to love and everything else even friendship
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love,
There’s no need for other words
Bye bye to everything,
Bye bye to memories, bye bye to sadness
Feels like I’m ready no love I’m done with
Say that it’s an ended love, it’s over baby


[Indonesia Translation] :::
  
Ya, aku juga mencintaimu
  
Kau mengatakan kau mencintaiku tapi kau menciumnya
Hatimu telah merasakan sentuhannya
(Kau menyembunyikan dan menipu)
Bahkan ketika kau menutup telepon, aku melihatmu
Kau menyangkal dan menolak tapi akhirnya menjadi kau
(Dulu aku mencintaimu)

Oh sayang katakan padaku mengapa kau bertingkah aneh
tapi malam ini aku tidak perlu peduli menjelaskan
Tapi aku sudah tahu segalanya
Aku bahkan tidak perlu itu laki-laki yang baik denganmu
Silahkan pergi-tidak apa-apa
Ambil kebahagiaan yang tersisa dan pergi

Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk cinta dan segala sesuatu yang lain bahkan persahabatan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir,
Tidak perlu kata-kata lain
Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk kenangan, bye bye untuk kesedihan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir, sudah berakhir sayang
  
Kau mencium gadisku
Kau mendekatinya bahkan ketika kau tahu dia pacar temanmu (Anda menyembunyikan dan menipu)
Kau bahkan tidak menghindari mata kita kebetulan bertemu
Anda menyangkal dan menolak tapi akhirnya menjadi kau
(Aku gunakan untuk mempercayaimu)


Oh sayang katakan padaku mengapa kau bertingkah aneh
tapi malam ini aku tidak perlu peduli menjelaskan
Tapi aku sudah tahu segalanya
Aku bahkan tidak perlu itu laki-laki yang baik denganmu
Silahkan pergi-tidak apa-apa
Ambil kebahagiaan yang tersisa dan pergi
  
Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk cinta dan segala sesuatu yang lain bahkan persahabatan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir,
Tidak perlu kata-kata lain
Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk kenangan, bye bye untuk kesedihan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir, sudah berakhir sayang

Selamat tinggal kepada semuanya
Selamat tinggal kepada semuanya

Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk kenangan, bye bye untuk kesedihan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir, sudah berakhir 

Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk cinta dan segala sesuatu yang lain bahkan persahabatan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir,
Tidak perlu kata-kata lain
Bye bye untuk semuanya
Bye bye untuk kenangan, bye bye untuk kesedihan
Seperti merasa aku tidak siap dengan cinta selesai
Katakanlah bahwa itu sebuah cinta yang sudah berakhir, sudah berakhir sayang

I Know That You Will Be Mine 1


Title : I Know That You Will Be Mine

Author : ppuing ppuing REN c(^.^c)

Rating : 15+ dulu aja deh

Genre   : Sad, hurt, Romance

Main character : Kim Jongwoon [Yesung] (SuJu) & Park Hyerin (OC)

Supporting character :
.Park Jungso [Leeteuk] (SuJu) - Umma Hyerin
.Park {Kim} Youngwong [Kangin] (SuJu) - Appa Hyerin
.Kim Heechul (SuJu) - Umma Yesung
.Kim {Tan}  Hangeng (SuJu) - Appa Yesung 
.Choi Yeonmin (OC) 
*suport cast akan bertambah disetiap chapterny*

Length  : Multichapters/ To Be Continue

Summary :

“jika harus memilih, mati atau hidup tanpamu ? Lebih baik aku mati dan tak pernah melihatnya”

…….

“Bukankah setiap orang memiliki kesempatan kedua ? Dan aku ingin itu. Memeluk dirinya yang rapuh, dan merengkuh hatinya yang goyah..”

A/N : annyeong, ppuing come back again -,- khekhe.. FF ini terinspirasi dari salah satu FF yang ppuing baca. Tapi, ppuing gak nge.PLAGIAT ke kok. Malah jauh dari yang sebenernya. Dan FF ini untuk temen ppuing yang sangat suka sama Yesung, ah untuk readers juga kok. Dan satu lagi, mianhe kalau ada kata-kata yang gak masuk akal, namanya juga manusia pasti ada salahnya juga --

okelah (y)

Happy Reading!

.

.

.

=.=.=.=.=

Setiap kali aku melihat tatapanmu, aku semakin tau bahwa kau adalah namja yang tak pernah bisa melihatku dalam jangka waktu yang sebentar.

=.=.=.=.=

Aku menundukkan kepala ketika ia sedang menatapku tajam. Haah, ini sudah kesekian kalinya ia menatapku tajam dengan aura kemarahan.

Dan itu tu tak membuatku takut dengannya, melainkan menjadi senang karenanya.

"YA! Sudah aku bilang, kau jangan kekelas ku lagi! Kau ini mengerti tidak!" bentaknya.

Ditaman belakang sekolah ini ia selalu memarahi atau mencemoohku.

"YA! Kau mendengarkanku tidak sih!?" bentaknya lagi.

Aku hanya menganggukan kepala dan tak berani menatapnya.

"Kalau kau mendengarkanku, mengapa kau terus berada didekatku dan selalu berbuat yang aneh, HAH" ia menjerit, tepat didepan wajahku.

"Mmi-mianhe,.." lidahku terasa kelu karena takut.

"Cish, apa kau tau! Aku sangat membenci dirimu! Kau hanya bisa mengganggu kehidupanku!" bentaknya lalu pergi meninggalkanku sendirian.

Entah mengapa, seketika kakiku menjadi lemas, tak lagi sanggup untuk berdiri. Aku melangkah terhuyung ke kursi taman dan menyandarkan punggung dengan kasar. Menghela napas berat sembari menahan tangis.

"Aku tau kau tidak benar membenciku, kau tidak pernah bermain kasar padaku, kau hanya memarahiku" ucapku menyemangati diri. Tapi air mataku perlahan - lahan mengalir di kedua pipiku.

Kau tau, saat berada didekatmu, aku merasa nyaman dan terlindungi. Mendengar suara indahmu bagai mendengar suara malaikat. Dan menatap matamu bagai menyentuh lembutnya sutra.

Semua itulah yang membuatku ingin selalu berada disisimu. Tapi, kau merasakan kebencian yang teramat sangat saat didekatku. Emosimu meningkat ketika ekor matamu melihat kehadiranku.

Kau berkata bahwa berada didekatku sangatlah mengganggu. Tapi entah mengapa aku tak bisa jauh darimu.

Aku yang selalu melihat dirimu, tak pernah lepas darimu. Tapi kau sama sekali tak pernah melihat aku, akh kau pernah melihatku tapi bukan dengan tatapan kelembutanmu, melainkan tatapan tajammu yang seakan-akan ingin membunuhku.

Tapi semua itu tak mengurungkan niatku untuk menyerah mendapatkanmu. Itu hanya sebuah rintangan yang kuhadapi. Tapi sampai kapan rintangan itu berakhir..?

"Hyerin.."
                                                                
Merasa ada yang memanggilku dari arah belakang, aku menjadi membalikkan tubuhku dan terlihat seorang yeoja yang sedang tersenyum kearahku. Dengan gerakan cepat aku menghapus jejak air mata yang terbentuk di pipiku. Dan  langsung membalas senyumannya.

"Ah, Yeon ... Waeyo ??" tanggapku tetap tersenyum kepadanya.

Ia menjadi bingung melihatku, dan perlahan-lahan ia berjalan kearahku dan berhenti tepat didapanku.

Ia memajukan wajahnya ke wajahku, dan menatap ku dengan tatapan bingungnya. Ia mengerutkan keningnya seperti orang yang tidak mengerti.

Aku menjauhkan wajahku."Hey! K-kenapa melihatku se-seperti itu?" tanyaku gugup.

Ia duduk di sampingku dengan tetap menatapku dan itu membuatku menjadi gugup lebih tepatnya salah tingkah.

"Kau habis menangis eo ?" Yeon balik bertanya padaku.

"Ahh, ani.. Ini hanya ada debu saja" jawabku bohong sambil mengusap-usap mataku.

"Haah, ayolah Hyerin.. Kau kira aku akan tertipu ? Kau itu tak mahir dalam urusan berbohong" ujarnya. Aku anggap dia mencibir, itu kelemahanku.

Yeoja ini mengetahui diriku seutuhnya. Dari hal yang umum maupun pribadi. Ia selalu setia mendengarkanku bercerita tentang namja itu. Aku tau, ia pasti bosan mendengarkan hal yang sama, tapi tetap ia masih setia mendengarkannya.

Aku menganggukan kepalaku untuk memberikan jawaban atas pertanyaannya tadi.

"Karenanya ?" tanyanya lagi

Dan lagi, aku hanya bisa menganggukan kepalaku.

"Aiss, mengapa kau selalu menangis dan itu semua karena namja berengsek itu" celoteh Yeon. Nampaknya emosi telah memuncak kekepalanya.

Aku menoleh kearahnya dengan tatapan yang kesal, kerena untuk kesekian kalinya ia berkata bahwa namja itu berengsek.

"Yaa, dia tidak berengsek.. Aku yang memang salah" sanggahku tidak terima.

"Nah kalau kau yang salah, mengapa kau selalu saja mengulang kesalahan itu"

Aku terhenyak diam. Ya aku yang salah, salah karena selalu mengganggunya. Dan kesalahan itu selalu bahkan terus aku ulangi.

"Kenapa kau tidak menyanggahnya ? Apa itu benar ?" tanya Yeon sedikit berteriak.

"Hiikks..hikss..." Aku sungguh tidak bisa menahan tangisan ini.

Yeon yang melihatku menangis langsung diam dan berhenti memojokkanku. Ia memelukku penuh kasih sayang dan rasa bersalah.

"Mianhe, tapi itu semua hanya untuk menyadarkanmu Hyerin-ah" ucapnya lembut.

Ya aku tau itu Yeon, kau tidak mau aku sakit karenanya. Tapi aku tidak bisa berhenti sampai disini. Aku sangat ingin mendapatkannya. Aku memang egois, tapi aku mencintainya.

Drrtt...Drrt...

Tiba-tiba ponsel Yeon bergetar, ia pun langsung melepaskan pelukannya dan mencari ponselnya yang berada di dalam tasnya.

Yeon tersenyum senang saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya."Yoboseo ?"

Aku menghapus airmataku dengan punggung tanganku. Lalu melihat kearahnya.

Haah, Aku tau siapa yang menelfonnya. Pasti namjachingunya itu. Aku kadang iri melihat Yeon yang sudah mempunyai namjachingu, dan yang pertama mengutarakan perasaanya itu adalah Yeon.

Ia melihatku dan tersenyum, ia pun mengaktifkan Speakerphonenya supaya aku bisa mendengar juga.

"Kau ada dimana ?" tanya penelfon tersebut.

"Aku sedang berada di sekolah, waeyo oppa ?"

"Sekolahmu sudah pulang kan ?" Tanyanya lagi.

"Ne"

"Hem..Kau tak ingat ini hari apa ?"

"Emm... Sabtu" jawab Yeon pasti.

Ia sedikit memikir ada apa dengan hari Rabu.

"Aiss, hari ini kau dan aku ken-"

Sebelum penelfon itu meneruskan ucapannya Yeon langsung memotongnya.

"Kencan, akhh mianhe oppa aku lupa"

"Sudah kuduga, 10 menit lagi aku sampai didepan sekolahmu"

"Ne ne ... Aku akan cepat, saranghae" ucap Yeon dan langsung menutup sambungan telfonnya sebelum penelfon tadi membalas ucapannya.

Yeon tersenyum kepadaku penuh arti. Aku yang sudah tau apa arti senyumannya itu hanya mengangkat bahu saja.

"Ne ne.. Sana pergi, nanti dia menunggumu lama" suruhku.

"Hahh, sahabatku ini pengertian sekali" ujar Yeon seraya memelukku lagi.

"Ya ya, lepaskan ... Aiss, anak ini" protesku.

"Hehehe, aku pergi dulu ne ? Pye.." ucap Yeon dan beranjak pergi meninggalku sendirian.

.....

_HyerinPOV_

Sudah berapa kali aku menangis karenanya, sudah berapa kali aku sakit karenanya. Saat melihatnya dekat maupun bermesraan dengannya. Tapi apa hakku untuk melarangnya.

Tapi entah mengapa aku tak menyerah untuk mendapatkannya, tak menyerah untuk mendapatkan perhatiannya lebih tepatnya.

Tok..Tok..

Seseorang mengetok pintu kamarku, membuatku bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu kamar.

Ku buka perlahan dan terlihatlah seorang yeoja yang berpakaian seragam maid. Ia tersenyum kepadaku dan membungkukkan badannya.

"Permisi nona, anda dipanggil Tuan dan Nyonya" ucap maid tersebut.

"Ne, aku akan turun sebentar lagi" jawabku tersenyum.

Ia pun balas tersenyum dan membungkukan badannya."Baiklah nona"

Aku menganggukan kepalaku dan menutup pintu kamar dan berjalan menuju meja rias.

Aku tersenyum didepan kaca meja rias dan beranjak pergi menuju tempat umma dan appa menungguku.
.
.
.
Kulihat umma dan appa sedang mengobrol serius.

"Ehem.." dehamku untuk menghentikan obrolan mereka.

"Ah, Hyerin .. Ada yang ingin umma dan appa katakan padamu, duduk sini" suruh umma sambil menepuk tempat duduk yang berada disampingnya.

Aku menganggukan kepala dan berjalan menuju tempat yang di samping umma.

"Ada apa ..?" ucap Hyerin penasaran.

Appa memandang ke arah umma seperti meminta sesuatu. Umma hanya mengangkat bahunya dan mengangguk pelan. Dan appa yang mengerti kembali manatapku.

Ia menhembuskan nafasnya berat."Yeon, kau menyayangi appa dan umma kan ?"

Mengapa tiba-tiba menanyakan ini."Tentu appa, aku menya-ah aku mencintai kalian berdua"

Appa memandang lagi kearah umma dan lagi-lagi umma hanya membalas dengan bahunya yang dinaikkan beserta sebuah anggukan. Dan itu semua membuatku tambah penasaran dengan apa yang akan mereka katakan.

"Appa, ayolah .. Aku sangat penasaran" rengekku.

"Appa ingin kamu menikah" jelas appa dan membuatku mematung.

Menikah.? Menikah.? Menikah.? Apa benar itu kata-kata yang appa katakan tadi ? Hahh, atau aku yang salah mendengarkannya.

"Menikah.?" kualingi kata-kata itu.

"Ne, appa dan umma ingin kau menikah segera" jelas appa lagi.

Dan itu memang sudah sangat jelas apa maksudnya.

"Tapi appa, aku masih sekolah dan sebentar lagi aku akan menghadapi ujian kelulusan"  elakku

"Ani chagi, kau belum akan menikah..melainkan kau akan tunangan lebih dulu" ujar umma seraya mengelus puncak kepalaku lembut

"Tapi umma, aku tidak mempunyai namjachingu" sanggahku.

"Ani, kau sudah punya" jawab appa tegas.

"Hah? Punya ? Nugu?" tanyaku tak mengerti

"Aiss, appa ini.. Ani chagi, kau akan kami jodohkan" ucap umma.

"MWO!!? Tt-tapi kenapa kalian tidak membicarakan kepadaku dulu ?" tanyaku sedikit berteriak. 

"Hyerin, appa ingin hubungan keluarga kita dengan mereka semakin akrab, appa dan umma sudah bersahabat dengan mereka sangat lama, dan untuk mengikat hubungan ini menjadi semakin dekat, kami mengusulkan untuk menjodohkanmu dengan anak mereka, chagi" jelas appa penuh dengan kelembutan.

Aku terhenyak seketika mendengarnya. Mungkin apa yang dikatakan oleh appa ada benarnya. Aku menghela napas sembari menundukkan kepala. Memikirkan betul-betul apa yang yang aku dengar tadi.

"Bagaimana chagi ? Kalau kau mau, malam ini kita akan bertemu dengan mereka" ucap umma seraya mengusap puncak kepalaku lagi.

Aku terdiam, berfikir sejenak.

"Tapi kalau Hyerin tidak setuju, apa bisa dibatalkan ?" ucapku manja, supaya mereka akan menyetujuinya.

"Ne chagi, kita bisa membatalkannya" jawab umma.

Haah, lega rasanya. Aku akan bertemu mereka malam ini. Dan setelah itu perjodohan ini akan aku batalkan. Aku tak ingin menolaknya sekarang pasti umma dan appa akan sedih.

"Ne umma, aku akan ikut bertemu dengan mereka" ujarku dengan nada pasrah.

"Komapta, akh chagi, kau harus mengenakan baju yang menakjubkan..nanti umma akan meminta Yeon-ssi untuk menemanimu" ujar umma, nada bicaranya terdengar bahagia sekali.

Aiss, umma terlalu melebih-lebihkannya. Hanya untuk bertemu dengan mereka saja, sampai harus mempersiapkannya. Padahal setelah itu, perjodohan akan batal bukan? Aku memastikan itu bakal terjadi.

Umma berjalan menuju meja telfon dan duduk disampingnya. Ia menekan angka-angka dengan acak. Sepertinya, ia sedang menghubungi Yeon.

"Ne Yeon-ssi ini umma Hyerin...Apa hari ini kau sibuk chagi?...hemm, bisakah kau menemani Hyerin untuk berbelanja?..jeongmal? Kamsahamnida Yeon-ssi"

Umma pun menutup sambungan telfonnya dan berbalik tersenyum kepadaku.

"Sebentar lagi Yeon akan kesini, jadi cepatlah kau bersiap-siap" suruh umma sambil mendorongku untuk kekamar.

"Aiss, umma aku bisa jalan sendiri." ucapku dan melangkah menuju kamar.

.

.

.

Tak lama setelah itu, Yeon pun datang dan kami berdua langsung pergi ke tempat yang sudah umma pesan tadi. Aiss, umma sepertinya sangat niat untuk menjodohkanku.
Tapi mianhe umma, aku tak ingin dijodohkan seperti ini.

"Hyerin, kenapa ummamu tiba-tiba memnintaku menemanimu ?" tanya Yeon ketika kami sampai di butik yang umma pesan tadi.

"Aiss... Umma dan appaku menjodohkanku" jawabku asrah.

"Dan kau menerimanya ?"

"Ani, aku hanya menyetujui untuk bertemu dengan keluarga mereka, setelah itu aku akan membatalkan perjodohan ini" jawabku tegas.

Aku melangkahkan kakiku menuju sederetan baju-baju cantik yang berada di pojok butik ini. Dan Yeon pun mengikutiku dari belakang.

"Kenapa kau tak menolaknya dari awal ?"

"Aiss, kalau seperti umma dan appa aku sedih tau."

Yeon hanya mengangguk dan ikut memilih-milih baju yang didepanku ini.

.

.

.

Sekitar 30 menitan kami keluar dari butik tersebut. Hanya 2 pasang baju yang aku beli, sedangkan Yeon udah 4 pasang sepertinya. Kalau begini aku yang menemani dia berbelanja bukannya dia.

"Kau ingin kemana sudah ini ?" tanya Yeon yang sekarang sedang fokus menyetir.

"Umma menyuruhku untuk kesalon" jawabku

"Komapta, aku juga ingin kesana hehe"

"Aiss, yeon aku merasa kalau aku yang menemanimu bukan kau yang menemaniku"

"Hehe, menurut pepatah, sambil menyelam minum air. Dari pada aku bosan, ya lebih baik aku ikut belanja, bukan?" jawabnya.

"Huh, kau ini" ujarku kesal.

.

.

.

Sepulang dari sana, aku disambut umma. Ia memintaku untuk segera bersiap-siap karena memang aku tadi pulangnya sudah sangat sore.

Dan sekarang aku sedang duduk di kursi belakang mobil appa. Kami bersama sedang menuju tempat yang menjadi tempat pertemuan kami.

Wajah appa dan umma selalu tersenyum saat mereka membicarakan perjodohan ini. Sedangkan aku, sudah pasrah apa yang akan terjadi, toh setelah ini perjodohan ini akan dibatalkan.

Tak lama itu sampailah kami ke Restoran bisa dibilang cukup mewah untuk dibandingkan dengan Restoran lain. Umma dan Appa sedang berjalan didepan dan aku berjalan di belakang mereka.

Setelah kami didalam, umma menyapu pandangannya ke meja-meja untuk mencari keluarga itu. Tiba-tiba seorang yeoja datang.

"Permisi Tuan-Nyonya..apakah nama Tuan Park Youngwon ?" tanya yeoja itu.

"Ne," jawab appa.

"Kalian telah ditunggu dengan keluarga Kim" ucap yeoja itu sopan.

"Baiklah, bisakah kau menunjukkan dimana mereka ?" tanya umma.

"Ne, silahkan ikuti saya" ujar yeoja tadi.

Kami pun mengikuti langkah yeoja tadi. Tiba-tiba yeoja itu berhenti tepat didepan meja yang telah di dudukin oleh keluarga. Sepertinya mereka yang akan bertemu dengan kami.

Setelah itu yeoja tadi pamit pergi.

Yeoja dan Namja yang sedaritadi duduk pun berdiri dan menyilakan kami untuk duduk.

"Mianhe, putra kami sedang ke kamar mandi, sebentar lagi ia akan kembali" ujar yeoja yang kutau pasti itu nyonya Kim dan yang duduk disampingnya itu adalah namphyonnya tuan Kim.

"Ne, gwenchana ... Ah ne, kenalkan ini putriku, Park Hyerin" kenap ummaku

Aku terenyum kepadanya sopan. Ia pun membalas senyumanku lembut.

"Ah ternyata benar apa yang kau ceritakan, putrimu sungguh manis" puji nyonya Kim. 

"Haha, itu keturunanku" ucap umma.

"Haha, kau tak berubah .. Selalu membanggakan diri" cibir nyonya Kim.

TAP TAP TAP

Terdengar suara langkah kaki berjalan mendekati kami. Nyonya Kim langsung berdiri ketika ia melihat orang itu begitu pula dengan Tuan Kim, umma, dan appaku. Sedangkan aku hanya menundukkan kepala tak niat untuk melihatnya.
  
Umma menyenggol lenganku untuk menyuruhku ikut berdiri. Dengan gontai aku berdiri. Dan saat aku melihat siapa orang tadi, badanku menjadi terlonjak kebelakang.

Apa benar ini ? Benarkah ? Apa aku hanya bermimpi ? Tidak, ini bukan mimpi, ini kenyataan, sungguh. Aku tak berani bermimpi seperti ini.

Nyonya Kim langsung menyuruh namja tadi duduk di sampingnya dan tepat didepanku. Oh, sungguh aku sangat tak berani menatapnya. Aku merasa sangat senang dan juga sakit. Senangnya saat aku tau orang yang akan dijodohkan denganku adalah namja yang kusukai, dan sakitnya saat ia tetap menatapku tajam.

"Kenalkan ini putraku, Kim Jongwoon tapi kalian bisa memanggilnya Yesung" kenal Nyonya Kim seraya menyuruh putranya itu untuk memberi salam.

"Annyeong, jeoneun Kim Jongwoon imnida. Mannaseo bangapseumnida" ujarnya dengan nada yang sangat datar, memberi senyum pun tidak sama sekali.

Setelah itu orangtuaku dan orangtuanya saling mengobrol. Sedangkan kami berdua tetap berada di atmosfir keheningan. Sungguh aku sangat tidak berani menatapnya ataupun meliriknya. Jadi kuputuskan untuk memainkan pipet yang ada di dalam gelas berisi minuman itu.

Saat tanganku ingin memindahkan piring yang berada disamping gelas tadi, tanpa sengaja aku menyenggol gelas itu. Dan mengakibatkan minuman itu menjadi tumpah. Hah, kau sangat babo Hyerin.

"Aigoo chagi, kenapa bisa begini, aiss kau sungguh ceroboh" oceh umma.

"Hyerin-ssi, gwenchana ?" tanya Tuan Kim khawatir.

"Ah, ne gwenchanayo .." Jawabku sambil membersihkan minuman yang tumpah di dress biru langitku ini.

"Yesung, temani dia ke kamar mandi..dan kau bantu dia membersihkannya" suruh Nyonya Kim.

"Ah, aniyo .. Aku bisa sendiri ahjuma" tolakku halus.

Aku tau pasti Yesung akan menolaknya dengan kasar. Jadi, sebelum ia menolaknya lebih baik aku duluan yang menolaknya dengan cara halus.

"Ani, nanti kau akan kesusahan .. Yesung chagi, kau sayang sama umma kan," pinta Nyonya Kim kepada putranya itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Yesung langsung mengalihkan padangannya kepadaku dan tak lupa dengan mata membunuhnya itu. Ia pun berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Tak kusangkah, ia akan menemaniku. Tapi Hyerin, itu bukan kemauannya, itu hanya orangtuanya saja menyuruhnya. Jangan berharap Hyerin.

. 

.
  
.

Aku berjalan mengikutinya dari belakang, aku takut untuk berjalan disampingnya. Mengingat kemarin ia membentakku.

Setelah sampai didepan toilet, ia berhenti dan membuatku terlonjak kaget mundur kebelakang.

"Palli" ucapnya datar dan dingin.

Hanya anggukan yang kubalas dan tanpa menatapnya. Kulangkahkan kakiku menuju toilet, sepi yang kulihat saat didalam. Hanya aku seorang yang ada.

Kurobek helaian Tisu yang berada disamping westafel tersebut. Tanganku perlahan membersihkan noda bekas minumanku tadi.

Setelah itu, ku dekati kaca dan ku pandang pantulan diriku disana. Sangat mengenaskan, ya kali itu yang bisa digambarkan. Rambut yang di kuncir satu itu satu-persatu helaian nya jatuh terurai. Baju yang tadi biru langit, sekarang telah menjadi biru pudar.

Aku melangkah mundur untuk melihat diriku lebih jelas dari bawah sampai atas. Tapi tiba-tiba kakiku terpelesat gara-gara air yang berceceran dilantai.

GEDEBUK, JEDUG

Sial banget, sudah jatuh pakai di tambahi kejedot dinding juga. Berlipat kesakitannya.

CKLEK

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam.

"Ada apa ?" Tanyanya

Mataku terbelalak ketika melihat orang itu. Ya, orang itu adalah Yesung.

"Ah ani, hanya kepeleset saja" jawabku seraya mencoba berdiri.

GEDEBUK

"aduuh..appo" erangku sambil mengusap-usap pergelangan kakiku yang sepertinya keseleo ini.

"Aiss, kau babo! Cepat berdiri, nanti ada yang melihat aku masuk toilet perempuan" ucapnya menyuruhku.

Aku mencoba lagi untuk berdiri, dan hasilnya tetap sama. Bokongku dengan kasar terhempas ke lantai toilet yang basah.

"Aiis, menyusahkan !" ejeknya, ia pun menyodorkan tangan kanannya ke arahku.

Aku memandang tangannya yang mengarah kepdaku.

"Palli" ucapnya

Dengan rasa takut, aku menggapai tangannya dan ia pun menarikku untuk berdiri.

_AuthorPOV_

Sekitar setengah jam mereka berada di toilet, hanya berdua. Ya hanya berdua untuk waktu yang bisa dikatakan lama itu. Tak ada satupun yeoja yang masuk ke dalam toilet perempuan itu.

Sepulang dari toilet, orang tua mereka terkejut karena keadaan Hyerin yang sekarang sudah basah.

"Aigoo chagi, kenapa makin basah saja bajumu ?" tanya umma Hyerin khawatir.

"Ah, tadi jatuh di toilet umma .. Kepeleset" jawab Hyerin

"Ya! Yesungie kenapa kau tidak menjaganya" marah umma Yesung

Yang dimarah tidak merespon sama sekali, seperti tidak ada yang sedang terjadi. Tetap datar tanpa ekspresi.

"Emm..sudahlah ahjuma, ini memang salahku" ujar Hyerin takut.

"Ne tidak usah di permasalahkan Heechul-ssi" tengah Umma Hyerin.

Umma Yesung atau yang dipanggi Heechul itu pun duduk kembali ke kursinya. Dan diiukuti oleh yang lainnya.

"Ah ne, kita ke sini untuk membicarakan pertunangan Hyerin dan Yesung kan ? Jadi bagaimana ? Apa Hyerin mau ?" Tanya Heechul dengan nada yang waspada. Ya waspada, takut-takut kalau Hyerin akan menolaknya.

"Ah, kami belum bisa memberi jawabannya.. Semuanya ada di tangan Hyerin. Chagi, apa jawabanmu ?" ucap Umma Hyerin atau biasa dipanggil Leeteuk.

Hyerin menjadi bingung, antara menerima atau menolaknya. Tetapi di dasar hatinya, ia sangat sangat ingin menerimanya.

"Emm.. Itu..eh, ne tentang itu .." Ia sangat bingung untuk menjawabnya.

"Apa chagi ?" tanya Leeteuk lembut.

"Aku..."


.

.

.

.

.

.

.


-TBC-